BERANI MENCOBA

Alkisah, seorang pembuat jam tangan berkata kepada jam yang sedang dibuatnya. “Hai Jam, apakah kamu mampu berdetak paling tidak 31.104.000 kali dalam setahun?” Jam pun menjawab dengan cepat, “ Hah.... mana sanggup aku.”
“bagaimana kalau 86.400 klai dalam sehari?” lanjut si pembuat jam. “Delapan puluh enam ribu empat ratus kali? Dengan jarum ramping-ramping seperti ini?” jawab Jam penuh keraguan.
“bagaimana kalau 3.600 kalau dalam satu jam?” paksa si pembuat jam. “Wah...banyak sekali itu”, jawab Jam sambil tetap ragu-ragu dengan kemapuannya.
Tukang jam itu dengan kesabaran kemudia berbicara kepada jam. “Kalau begitu, sanggupkah kamu berdetak satu kali setiap detik?” tanya si pembuat jam. “Naaahhh, kalau itu aku sanggup!!”, kata jam dengan penuh semangat.
Maka, setelah jam tersebut selesai dibuat, jam itu berdetak satu kali setiap detik. Tanpa terasa, detik demi detik terus berlalu dan jam itu sungguh luar biasa karena ternyata selama satu tahun penuh dia telah berdetak tanpa henti. Dan selama itu pun ia berdetak sebanyak 31.104.000.

TINDAKAN KITA SEBATAS KITA MEMANDANG DUNIA

Tahukah anda, jika kita memandang diri kita kecil, dunia akan tampak sempit, dan tindakan kita pun jadi kerdil.
Namun begitu, bila kita memandang diri kita besar, dunia akan terlihat luas, kita pun melakukan hal-hal penting dan berharga.
Tindakan kita adalah cerminan bagaimana kita melihat dunia. Sementara itu dunia kita tidak lebih luas dari pikiran kita tentang diri kita sendiri. Itulah mengapa kita diajarkan untuk berprasangka positif terhadap diri kita sendiri, agar kita melihat dunia lebih indah, dan bertindak harmonis dengan kebaikan-kebaikan yang ada dalam pikiran kita. Padahla ternyata dunia tidak butuh penilaian apapun dari kita. Ia hanya memantulkan apa yang kita ingin lihat. Ia menggemakan yang ingin kita dengar. Apabilatakut menghadapi diri kita sendiri.
Oleh sebab itu, maka bukan soal apakah kita berprasangka positif atau negetif terhadap diri kita sendiri. Melampaui di atas itu, kita ternyata butuh jujur meihat diri sendiri apa adana. Dan akhirnya, dunia pun menampakan realitanya yang selama ini tersembunyi dibalik
penilaian-penilaian kita.
sumber: buku Anda bisa jika anda berfikir bisa